Selasa, 09 Mei 2017

KEHILANGAN

Sabtu 15 April 2017 Jam 19.30
Sebuah duka cita mendalam yang aku rasakan,
Kembali aku di tinggalkan salah seorang yang menyayangiku yang telah merawatku 5  tahun lamanya melewati hari - hari bersamanya.
Orang kedua yang aku sayang dan aku hormati setelah orang tua ku ,
Beliau telah mendidiku dan mengajariku.
Beliau yang berjiwa besar bersahaja dan memiliki rasa sosial tinggi.
Beliau yang aku sebut "IBU" meski kami bukan saudara meski kami berbeda jauh tapi beliau mengangkatku menjadi anak nya .
Mencurahkan kasih sayang nya sama seperti beliau menyayangi anaknya sendiri. Begitu pun aku yang menganggap beliau sebagai ibuku sendiri .
Malam yang begitu menyedihkan, malam itu adalah malam pemisah beliau dan aku tanpa bisa bertemu kembali .
Malam terakhir aku menatap Beliau dengan wajah yang kian menirus badan yang begitu gemuk dan mata yang telah menutup .
Terlihat begitu lelapnya engkau tertidur.
Hanya deru air mata dan tangisan mencekam yang terdengar.
Lemas Tubuhku tak berdaya.
Aku hanya bisa menangis dan menjerit memanggil manggilnya .
Lantunan ayat suci yang terus bekumandang di sertai dingin nya angin yang kian menggebu terasa menusuk kedalam tulang.
Sebuah pukulan telak yang mengenai tepat keseluruh isi relung hati,
Rasa tidak percaya, Rasa ketidak adilan yang di berikan tuhan untuku.
Sebuah pertanyaan besar dari hati "Mengapa engkau mengambilnya begitu cepat?"
Bahkan sebelum aku bisa memberikan apa yang beliau ingin kan,
Rasa sesal dan pahit dalam hati.
Gelak tawanya,....
Teriakan nya...
Ocehan Ocehanya'...
Setiap kata demi kata masih terdengar di telinga.
Kini Aku merasa beliau masih ada..
Aku menunggu dan terus menunggu berharap beliau akan datang
Dan seperti biasa dengan nada lirih beliau memanggilku kembali menyuruhku pulang
Kembali menggodaku agar mengabulkan apa yang beliau minta.
Seperti Biasa aku mengadu "Bu aku tidak bisa ini idak bisa itu "
Bagaimana caranya ingin seperti ini ingin seperti itu .
Tapi kini semua nya hanya kenangan.
Kenangan Pahit dengan penuh kekecewaan .
Tak ada lagi panggilan yang selalu menyuruhku Pulang
Tak ada lagi gelak tawa dan Ocehan ocehan yang terdengar
Tak ada lagi canda tawa yang sering menggodaku.
Tak bisa lagi aku mengadu..
Harus kemanakah aku jika ingin pulang .??
kepada siapakah bu.??
Meski kini aku berteriak memanggil manggilmu itu tiada artinya.
Hanya ketika aku memejamkan mata beliau selalu hadir
menemani malamku..
Meski kadang sesekali aku terperanjat dari tidur ku
dan menyadari ini hanya mimpi.
Tak pernah beliau sedikit pun berbicara meskipun aku banyak bertanya . .
Hanya anggukan kepala dan senyuman kecil dari wajahnya.
Ini hanya rasa Rindu yang tak bisa lagi aku sampaikan .
Mungkin hanya seuntai doa yang bisa terucap.
Hanya tetesan air mata rindu akan kenangan.
Semoga engkau berada di tempat terbaik .